Pandemi COVID-19 telah meninggalkan bekas yang mendalam pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Tekanan yang meningkat, ketidakpastian ekonomi, dan perubahan drastis dalam cara kita bekerja telah berdampak signifikan pada kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan. Akibatnya, perusahaan mulai menyadari pentingnya memberikan dukungan lebih kepada karyawan untuk memulihkan diri dari dampak pandemi. Salah satu tren yang muncul sebagai respons terhadap kebutuhan ini adalah peran HRD sebagai fasilitator healing day.

Healing day, atau hari pemulihan, adalah inisiatif yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk beristirahat, meremajakan diri, dan fokus pada kesejahteraan mental mereka. Inisiatif ini dapat berupa hari libur tambahan, lokakarya tentang mindfulness, sesi konseling, atau kegiatan kelompok yang bertujuan untuk mengurangi stres dan meningkatkan koneksi antar karyawan. Peran HRD dalam hal ini sangat krusial, bukan hanya sebagai pelaksana, tetapi juga sebagai perancang dan penggerak program yang relevan dan efektif.

Mengapa Healing Day Penting?

Beberapa alasan mengapa healing day menjadi semakin penting pasca pandemi:

  • Meningkatnya Tingkat Stres dan Kecemasan: Pandemi telah meningkatkan tingkat stres dan kecemasan di kalangan karyawan. Beban kerja yang meningkat, ketidakpastian pekerjaan, dan isolasi sosial telah berkontribusi pada masalah kesehatan mental.

  • Meningkatkan Produktivitas: Karyawan yang sehat secara mental dan fisik cenderung lebih produktif. Healing day dapat membantu mengurangi burnout, meningkatkan motivasi, dan memfokuskan kembali energi karyawan.

  • Mempertahankan Talenta: Perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan karyawan lebih mungkin untuk mempertahankan talenta terbaik mereka. Healing day adalah salah satu cara untuk menunjukkan kepada karyawan bahwa perusahaan menghargai mereka dan berinvestasi dalam kesejahteraan mereka.

  • Membangun Budaya Kerja Positif: Inisiatif healing day dapat membantu membangun budaya kerja yang lebih positif dan suportif. Ketika karyawan merasa didukung dan dihargai, mereka cenderung lebih bahagia dan terlibat dalam pekerjaan mereka.

Peran Strategis HRD dalam Memfasilitasi Healing Day

HRD memiliki peran strategis dalam merancang dan melaksanakan program healing day yang efektif. Berikut adalah beberapa aspek penting dari peran HRD:

  • Mengidentifikasi Kebutuhan Karyawan: HRD perlu memahami kebutuhan unik karyawan. Ini dapat dilakukan melalui survei, focus group discussion, atau sesi one-on-one dengan karyawan. Hasil identifikasi ini akan menjadi dasar untuk merancang program healing day yang tepat sasaran.

  • Merancang Program yang Relevan dan Beragam: Program healing day harus dirancang dengan mempertimbangkan berbagai preferensi dan kebutuhan karyawan. Beberapa karyawan mungkin lebih suka sesi meditasi, sementara yang lain mungkin lebih tertarik dengan kegiatan fisik atau lokakarya kreatif. Penting untuk menawarkan berbagai pilihan agar semua karyawan dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat.

  • Mengkomunikasikan Manfaat Healing Day: HRD perlu mengkomunikasikan manfaat healing day kepada karyawan. Jelaskan bagaimana program ini dapat membantu mereka mengurangi stres, meningkatkan kesejahteraan, dan meningkatkan produktivitas. Pastikan karyawan memahami bahwa healing day adalah investasi dalam diri mereka sendiri dan dukungan dari perusahaan.

  • Memfasilitasi dan Memantau Pelaksanaan: HRD bertanggung jawab untuk memfasilitasi pelaksanaan healing day. Ini termasuk mengkoordinasikan logistik, menyediakan sumber daya yang dibutuhkan, dan memastikan bahwa program berjalan lancar. Setelah pelaksanaan, HRD perlu memantau efektivitas program dan mengumpulkan umpan balik dari karyawan.

  • Mengintegrasikan Healing Day ke dalam Budaya Perusahaan: Healing day sebaiknya tidak hanya menjadi program sekali jalan, tetapi terintegrasi ke dalam budaya perusahaan. Ini berarti menjadikannya sebagai bagian rutin dari kalender perusahaan dan memastikan bahwa karyawan memiliki kesempatan reguler untuk beristirahat, meremajakan diri, dan fokus pada kesejahteraan mereka.

Contoh Implementasi Healing Day

Beberapa contoh implementasi healing day yang dapat dipertimbangkan oleh HRD:

  • Hari Libur Tambahan: Memberikan satu hari libur tambahan setiap bulan atau kuartal untuk memungkinkan karyawan beristirahat dan memulihkan diri.

  • Sesi Mindfulness dan Meditasi: Menawarkan sesi mindfulness dan meditasi secara teratur untuk membantu karyawan mengurangi stres dan meningkatkan fokus.

  • Lokakarya Manajemen Stres: Mengadakan lokakarya tentang teknik manajemen stres, strategi coping, dan self-care.

  • Kegiatan Kelompok: Mengorganisir kegiatan kelompok seperti outing, team building, atau kegiatan sosial lainnya untuk meningkatkan koneksi antar karyawan.

  • Konseling Individu: Menyediakan akses ke konseling individu bagi karyawan yang membutuhkan dukungan tambahan. HRD dapat bekerja sama dengan software house terbaik seperti Phisoft (https://www.phisoft.co.id/) untuk mengembangkan platform yang memfasilitasi akses ke layanan konseling secara anonim dan terpercaya.

  • Fleksibilitas Kerja: Menerapkan kebijakan fleksibilitas kerja, seperti jam kerja fleksibel atau remote working, untuk membantu karyawan mengelola keseimbangan kehidupan kerja mereka.

Kesimpulan

Healing day merupakan tren baru yang menjanjikan dalam dunia kerja pasca pandemi. Dengan peran strategis HRD sebagai fasilitator, perusahaan dapat membantu karyawan memulihkan diri dari dampak pandemi, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan membangun budaya kerja yang lebih positif dan suportif. Penerapan program healing day yang efektif membutuhkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan karyawan, perencanaan yang matang, dan komitmen dari seluruh organisasi. Implementasi yang baik tentunya akan melibatkan aspek administrasi yang lebih baik, dan untuk itu penggunaan aplikasi penggajian yang mumpuni menjadi sangat penting. Dengan berinvestasi dalam kesejahteraan karyawan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan.